Senin, 22 Maret 2010

Senang Setengah Hati

Siang itu saat bersiap menikmati indahnya tidur siang di balkon rumah. Handphoneku berdering. Nomernya pun tidak dikenal. Namun sepersekian detik kemudian segeraku melonjat saat menyadari kalau kode daerahnya menunjukkan kota Jakarta. Lalu dengan sigap kuangkat telepon tersebut.

Dengan Syamsul Arif Galib???. Ujar suara diseberang sana

Iya. Jawabku.

Ini dari pihak Aminef. Saya mau konfirmasi apa Anda masih berminat untuk mengikuti program ini???

Masih sangat mau pak. Jawab saya.

Kalau begitu, silahkan tunggu kabar gembira dua minggu dari sekarang. Makasih

Dan telepon pun ditutup. Saya terdiam. Lalu senyum-senyum. Ahirnya telepon itu datang. Tapi kok masih kayak belum jelas. Masih perlu dua minggu lagi buat nunggu kabar gembiranya. Namun setidaknya ada kejelasan. Semoga ini pertanda baik. Aku senang. Namun hanya senang setengah hati.

Sabtu, 20 Maret 2010

Menunggu...

Semua pasti sepakat. Bahwa menunggu adalah hal yang sangat menggemaskan bahkan terkadang membosangkan. Apalagi jika yang ditunggu itu adalah sesuatu yang sangat kita harapkan. Termasuk pengumuman beasiswa.

Sepanjang penantian, hati ini dag dig dug gak karuan. Menunggu datangnya sebuah telepon ataupun email yang melegakan jiwa. Bayang-bayang kelulusan adalah ekpestasi tertinggi. Dan kuyakin aku tidak merasakannya sendiri. Di sana, dari sabang sampai merauke. Dari Medan hingga Papua, ada lima puluhan orang lainnya yang merasakan hal yang sama denganku. Menunggu pengumuman ini.

Kalau sudah begini, aku hanya bisa berdoa dan berdoa. Semoga saja aku dan teman-teman lainnya bisa lulus. God, help us please. Aku ingin lolos. Aku ingin ke Amerika.

Selasa, 16 Maret 2010

Drama Cinta Pertama

Aku pernah begitu sangat bangga. Bahkan sangat dan sangat bangga. Saat seseorang kucintai datang kepadaku dan mengatakan kalau aku adalah cinta pertamanya. Kupikir itu adalah hal yang sangat indah. Membayangkan bahwa engkau adalah orang yang pertama kalinya mengajarkannnya akan cinta, lalu mengisi hatinya dengan cinta sungguh sangat menentramkan. Tak ada cinta yang lain di hatinya selain dirimu, apalagi, cinta pertama tak akan pernah mati. Setidaknya itu yang dikatakan orang.

Namun akupun pernah menjadi orang yang sangat merana di dunia. Saat kekasihku datang dan mengatakan kepadaku bahwa aku bukanlah cinta pertamanya. Bahwa ada lelaki lain di hatinya sebelum dia bersamaku, dan bahwa lelaki itu masih jelas dalam ingatannya hingga kini. Aku betul-betul terluka karenanya.

Cinta pertama memang indah. Tak kan pernah lekang oleh waktu yang terus berputar. Kenangan tentangnya akan tetap rapi bagi setiap insan yang merasakannya. Sungguh beruntung mereka yang menjadi cinta pertama orang yang dikasihinya. Sayang aku tak merasakannya.

Selasa, 09 Maret 2010

Meski Gigimu Bukan Harimaumu

I have to tell it. Itu yang aku pikirkan pas cek ke dokter gigi. Karena ternyata, bukan hanya mulut yang perlu dijaga. Gigipun harus dijaga, meski orang gak pernah bilang: Jagalah Gigimu, Karena Gigimu adalah Harimaumu.

Yup, seminggu ini terpaksa aku bolak-balik ke dokter gigi. Ini gara-gara si gigi graham yang baru tumbuh ternyata bocor. Mengakibatkan rasa sakit aneh yang orang sebut sakit gigi. Kubilang aneh karena yang sakit justru di kepala, leher dan pipi. Bukan di Gigi.

Udah coba obat-obatan sampai pijat titik-titik tertentu. Rasa sakitnya gak hilang-hilang juga. That’s why, aku putuskan. Harus ke dokter buat nambal si gigi. And here’s the problem. Biayanya ternyata gak murah. Sampai setengah juta gitu dan itupun harus check up lagi beberapa kali. Hups, cuman bisa narik nafas dalam-dalam.

For y’all, jaga deh itu gigi baik-baik. Remember, jangan makan makanan panas terus minuman dingin. I know it’s hard. Dimana-mana kan menunya memang begitu. Terus, percuma sikat gigi sampai 5 kali kalau kamu gak sikat gigi di malam hari. Dan ingat, kalau sudah sikat gigi di malam hari kita gak boleh makan lagi. Once again, I know it’s hard. Apalagi buat saya yang waktu tidur malamnya gak jelas dan bisa makan kapan saja. 

One thing for sure, toothache is really painful.

Kamis, 04 Maret 2010

Makassar Memanas Lagi

Hari ini Makassar kembali memanas. Bukan hanya karena mataharinya, namun juga karena situasinya. Demonstrasi besar-besaran mahasiswa yang kutaksir mencapai seribu orang.

Mahasiswa menutup jalan dengan mobil yang mengakibatkan kemacetan yang luar biasa. Mereka pun turut terpancing melakukan pengrusakan atas pos polisi. Namun sesungguhnya hal itu terjadi karena dipicu penyerangan dan pengrusakan pihak polisi kepada sekretariat HMI cab. Makassar.

Saya bukan aktifis HMI yang sering turun ke jalan. Bahkan tidak pernah. Namun sebagai kader HMI, hal ini sungguh melukai perasaan. Disana kami pernah duduk bersimpuh, bermalam, berdiskusi dalam suatu kegiatan bernama Basic Training. Ditempat itu banyak sejarah. Disana JK pernah ada. Dan disana pula banyak tokoh-tokoh yang pernah lahir. 

Tidak heran kalau kemudian penyerangan ke kantor HMI dikecam oleh mereka yang pernah menitipkan sedikit memorinya disana. Mulai dari Professor hingga yang belum punya pekerjaan. Saya yakin banyak teman-teman yang terketuk hatinya. Hal yang tidak mungkin dirasakan oleh mereka yang tidak pernah ikut Bastra .

Untuk bentrokan kemarin. Saya berani sumpah. Bukan mahasiswa yang memulai pelemparan. Karena saya berada tepat ditengah kejadian. Saya menduga, ada upaya pembenturan antara mahasiswa dengan "warga". Karena yang ikut bergabung dengan mahasiswapun ada warga.
Segalanya memang harus disikapi secara arif. Hati boleh panas. Namun sikap tetap dingin. Semoga tidak ada lagi kejadian memalukan seperti ini. Semoga Makassar tidak lagi dicap sebagai kota demonstra. Semoga

Yang menjengkelkan, sudah capek-capek ambil gambar eksklusif dengan handphone hingga harus berlari menghindari batu dan merasakan betapa pedisnya gas air mata. Gambar yang dihasilkan ternyata sangat kecil. Aku baru sadar kalau handphone saya ternyata masih berkamera VGA. Capek deh…….

konro soup project /

My Colorful Life

My Colorful Life