Kulihat suasananya memang sedikit berubah dengan beberapa bangunan baru. Namun keadaan lainnya masih seperti dahulu. Koperasi, ruang kelas, kantor, mesjid, maupun dapur. Semua memori enam tahun serasa menari-nari dalam ingatanku.
Segera kusalami tangan meraka, ustadz ustadzah yang dahulu pernah mengajarku, mengejarku dan menghukumku. Kubalas sapaan adik-adik kelas yang masih mengenalku. Kucoba memainkan kembali basket di lapangan tempatku pertama kali mengenal basket. Tak lupa kuikuti pengajian setelah shalat Magrib yang mengingatkanku tentang betapa buasnya hidup diluar sana. Terakhir, kucicipi makanan khas pesantren. Masih seperti dahulu.