Rabu, 26 Agustus 2009

Four Hundreds and Ninety

Ini bukan judul film, bukan kamar hotel, atau bahkan my lucky number. Itu nilai TOEFL aku yang baru aja keluar. Tau kan apa itu TOEFL. Hari ini gak tau TOEFL. Ke laut aja deh.

Meski diakui agak sedikit kecewa karena gak nyampai 500 but life must go on. Kalau ada rejeki kan bisa test lagi. Apalagi nilai itu sebenarnya udah lumayan setelah beberapa bulan yang lalu sempat test TOEFL di Briton dan hasilnya cuman 467.

Dan meskipun standar buat daftar beasiswa ADS 500 aku bakal tetap nekad kirim berkas. Semoga kekurangan 10 poin bisa jadi bahan pertimbangan. Apalagi perkara beasiswa adalah perkara rezeki. Kalau memang udah rejeki, gak akan lari kemana. Ngarep banget sihhhhhh

Four hundreds and ninety bukan berarti bumi bakalan kiamat. Nilai gak akan merubah diri aku menjadi lemah. Aku tetap seperti dulu, manusia pemburu beasiswa. I am still a Scholarship Hunter like before. Aku masih tetap memegang mimpi itu. Layaknya Haikal dan Arai, dua manusia dengan cita-cita dan keyakinan yang tinggi jika satu saat nanti mereka akan kuliah di perancis, menginjakkan kaki mereka di atas altar suci Almamater Sorbonne lalu menjelajahi Eropa sampai ke Afrika. Aku berharap seperti mereka.

When you want something, the entire universe will conspire to help you achieve it (Paulo Coelho-The Alchemist)

Senin, 24 Agustus 2009

Ramadhan Kali Ini

Ada yang berbeda dengan ramadhan kali ini. Satu kata. Sepi. Kalau ditambah jadi dua kata ya sepi banget. Yach, mau diapa lagi, sebahagian teman udah pada pulang kampoeng. Maklum udah pada jadi sarjana. Sebahagian lagi gak tentu rimbanya.

Akibatnya, gak ada lagi ajakan nyari mesjid buat buka puasa seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diperparah karena provider gak lagi menyediakan sms gratis macam tahun lalu. Jadi semuanya berjalan datar. Gak ada lagi sms ngebangungin ataupun miscall-micall doang buat ngingatin kalau udah sahur. 

Entah kenapa aku jadi khawatir, Jangan-jangan teman-teman udah lupa satu sama lain. Berubah dari makhluk social menjadi makhluk monster individual yang tak peduli kawan. Jadi ngeri. Semoga kalian ga jadi monster yang satu ini kawan.


Happy Ramadan Kawan.

Rabu, 19 Agustus 2009

Makanya Baca Dong

Aku ini orang Indonesia asli, gak heran kalau budaya Indonesianya kental banget, salah satunya termasuk kebiasaan malas membaca aturan pakai. Gara-gara hal ini pulalah aku jadi malu untuk beberapa saat. Rasanya muka ketek semua.

Semuanya bermula saat sang sarjana hendak membeli parfum. Lama memilah dan memilih sang sarjana akhirnya mengambil salah satu ‘parfum’ merek Rexona. Aneh kan. Baru denger tuh ada parfum merk rexona. Hampir semimnggu dengan bangganya si sarjana makai parfum itu setiap dia mau keluar rumah. Tujuan utamanya biar wangi. 

Sampai kemudian adik si sarjana menemukan ‘parfum aneh’ sang kakak. Sang adik yang terbiaa nonton tv hingga iklan tv langsung aja bilang kalau ini adalah deodorant, lengkapnya deodorant semprot yang bentuknya memang mirip parfum. Kontan sang sarjana kaget. Takut ditertawain, si sarjana nyengir dan mengiyakan.

Sesaat setelah sang adik pergi, sang sarjana mengambil “parfum” membaca dengan teliti hingga menemukan kalimat “Shake well. Spray six inches from underarm directly on to skin and hold for 2 seconds” Exactly ini buat ketek. Sekali lagi, si sarjana nyengar nyengir tersenyum sendiri ngebayangin kelakukan anehnya menjadikan deodorant sebagai parfum.

Makanya baca dong bung, gara-gara malas baca badan bau ketek semua.


Rabu, 05 Agustus 2009

A Very Big Question

Resmi menjadi sarjana, sama saja dengan mengatakan bahwa resmi bergabung dengan ratusan, ribuan bahkan lebih, sarjana dengan titel pengangguran.

Dalam kamus para sarjana, ada satu pertanyaan mudah yang justru menjadi sangat sulit untuk menjawabnya, pertanyaannya: Selanjutnya Mau Apa? Gaulnya orang biasa bilang What’s next?. Hal sama pun tertulis dalam kamus sarjanaku. Selanjutnya mau apa? Akupun bingung menjawabnya.

Opsi pertama, aku bisa nikmati waktu luang ini sebagai seorang pengangguran. Opsi kedua, aku bisa menlanjutkan kulia strata dua. Sayangnya aku dah janji untuk tidak menyusahkan orang tuaku lagi. Opsi ketiga, aku bisa nyari kerja ngajar sambil nerusin cita-cita buat dapetin beasiswa. Opsi keempat, kuliah lagi tapi ambilnya S1 lagi. Aneh. Dan masih banyak opsi lain yang bisa saja tiba-tiba menunggu.

Aku masih belum bisa memutuskan. Biarkan waktu yang menjawab.


Senin, 03 Agustus 2009

Hari Ini Aku Jadi Sarjana

Alhamdulillah, hanya itu kata yang bisa aku ucapkan saat pimpinan sidang membacakan hasil keputusan ujian hari ini. Pingin nangis biar suasana lebih dramatis tapi gak bisa. Pingin pura-pura nangis lebih gak bisa lagi. Jadilah prosesi yudisium hari ini tanpa isak tangis.

Hari ini pula aku berhasil mengangkangi senior-seniorku dulu yang dengan semena-mena dan arogannya memaksa aku sujud di hadapannya, hanya untuk mendapatkan rasa hormat yang sesungguhnya palsu. Sorry senior.

Terbayar pula usaha kuliah empat tahun itu. Secara sah hari itu aku telah boleh menyandang status sarjana dengan nilai yang menggembirakan bagi sebahagian orang. Cum Laude 3,83. Sebuah simbol belaka simpulku.

Yang sangat menggembirakan, banyak teman-teman hadir dan menunggu saat proses yudisium itu terjadi. Hal itu sungguh sangat mengharukan. Makasih banyak kawan

Kuucapkan banyak terima kasih untu Tuhanku, Malaikat yang selalu menemaniku, Kedua Orang Tuaku, Kekasih Hatiku, Para dosen, Teman-teman, dan semuanya yang telah pernah membantuku.

Kini sisa menunggu prosesi wisuda yang dilaksankan bulan Desember. Ada empat bulan waktu menunggu.

Senin, 3 Agustus akan tercatat sebagai salah satu hari penting dalam hidupku. Hari ini aku resmi sarjana.


Minggu, 02 Agustus 2009

Some Day Before

OK, well, ujian akhir semakin dekat aja. Bahkan gak terasa sisa satu hari. Dan seharusnya, aku gak usah kemana-mana. Just stay at my room. Konsentrasi sama skripsi. Seharusnya…

Anehnya, meski udah tau mau ujian. Tetap aja kegiatan sehari-hari dilakuin. Online di warnet, Nonton film, Sampai ngehabisin banyak waktu berjam-jam buat maen game. Aneh memang….Ember

Gimana dengan skripsinya? Meski gak dijadiin bacaan wajib yang kudu dibaca tiap hari, Sudah hampir dipastikan kalau isinya udah ane kuasai. Soalnya, skripsinya yang membuat kan aku sendiri. Logikanya, penguji mau nanya apapaun ane siap juga jawab apapaun. Ceritanya mungkin beda kalau skripsinya bukan dibuat sendiri.

So, I’m ready to fight. 

konro soup project /

My Colorful Life

My Colorful Life