Rabu, 27 Agustus 2008

Mereka Yang di OSPEK. Kok Aku Yang Sewot

Udah jadi tradisi kalau penerimaan mahasiswa baru identik banget ma ospek. Tak terkecuali di kampusku. Meski ganti nama menjdi OPAK, tetap aja intinya adalah ospek, dan itu yang sangat aku tidak suka. Bukannya aku mau jadi pahlawan di siang bolong bagi mahasiswa baru. Ini semata-mata karena aku dendan lama ma perilaku senior.

Bayangin aja, dulu aku sampai disuruh nyium bangku yang ada tulisan fakultasku. Alasannya buat menimbulkan perasaan cinta ma fakultas. Sayangnya hal itu gak masuk akal buatku, Yang menyakitkan karena yang memaksa sambil maki-maki itu senior cewek. Aku jadi ill feel tiap ketemu dia.

Bukan cuman itu, kita nggak diberi waktu buat shalat. Plus hal-hal menjijikan lainnya seperti ngusap-ngusap ketek orang lain di siang bolong, sampai goyang-goyangin kepala di anunya temen. That’s why, aku jadi gak suka ospek.

Apalagi, pas aku tanyain temen, katnya ospek tuh perlu biar maba bisa naruh respect ma kita. Bullshit, tampa di ospek pun mereka bisa respect asal kita bisa menempatkan diri dengan baik. Justru dengan ospek aku pikir kalo mereka justru ada yang dendam. Aku yakin itu.

Wajar aja, kalo aku gak protes pas tau aku gak di masukin di kepanitian ospek. Gak seperti temanku yang seperti kebakaran jenggot pas tahu namanya gak masuk panitia. Wajarlah, itu tergatung cara memandang seseorang.

Kalo saja ospeknya diisi dengan hal-hal berguna dan masuk akal. Bukan acara ngumpulin biskuit ataupun rokok. Aku sih setuju aja. Tapi kalo macam tahun-tahun sebelumnya. Aku rasa wajar kalo aku yang sewot pas ngeliat maba di ospek.

1 komentar:

  1. same here. i hate those kind of bullying things.. osppek, opak or whatever it is, tidak lebih dari sekedar pembodohan dan ajang pembalasan dendam, sekaligus sarana untuk bullying bagi orang2 yang ngakunya mahasiswa, tapi sayang tindakannya ga jauh beda ma preman. untungnya di kampus gw yang dulu, ga ada tradisi kaya gitu.

    BalasHapus

konro soup project /

My Colorful Life

My Colorful Life