Pak Hamdan tiba-tiba aja masuk kelas menggantikan Kak Asrul yang biasanya ngajar. Gak lupa ngajakin kita ikut paket tambahan dari mata kuliah yang diajarkannya. Alasannya, mata kuliahnya adalah mata kuliah tergampang di dunia. So, biar lebih komplit, ditambahain aja dengan paket lain.
Paket tambahannya lain dari yang lain. Kita ngikutin kajian menyambut tahun baru Hijriah. Yang jadi pembicaranya Pak Hamdan sendiri. Untuk judul temanya agak sedikit menggelitik dan menarik. “TV sebagai agama baru”
Kegiatannya sendiri diadain di mesjid Al-Muhajirin. Jamaah membludak malam itu. Wajarlah. Kalo semua anak PBI angkatan 05 digabungin, jumlahnya aja hampir 100 orang. Belum lagi masyarakat yang tinggalnya disekitar masjid.
Kita dapat teguran pada malam itu. Betapa kita telah banyak menghabiskan waktu kita didepan tv. Yah, stupid box itu sesungguhnya memberi dampak negative dalam beberapa aspek. Membuat kita begitu santai dan bermalas-malasan dalam menjalani hidup. Bukan cuman itu, gara-gara tv banyak hal yang sekaitan dengan agama yang seringkali tertunda. Shalat yang gak tepat waktu karena ada sinetron yang ingin ditonton. Atau bahkan lupa shalat karena nonton acara dandutan. Gak heran kalo tv kemudian disebut sebagai ‘Agama baru”. Olehnya itu, kita seharusnya selektif dalam memilih tayangan.
Meskipun begitu, Aku tetap saja menonton TV. Namun tentunya bukan sebagai agama. Aku sudah punya agama kok.
we mannyu'...
BalasHapuswe mannyu'
BalasHapus