Setelah lama menunggu, akhirnya keputusan lolos tidaknya ke Amrik akhirnya ketahuan juga. Sayang, hasilnya jauh dari yang aku harapkan. Alhasil, aku gagal ke Amrik. Jangan ditanya gimana perasaanku saat itu. Serasa malaikat yang selama ini selalu memberiku motivasi entah terbang kemana. Sedih
Aku jadi teringat masa-masa sulit waktu ngurus beasiswa ini. Mulai dari ngisi formulir, pontang panting nyari dosen yang mau ngasih tanda tangan, Kirim berkas sambil hujan-hujan, uang pegiriman yang gak cukup, ikut antrian panjang buat ngedapatin ketikan surat keterangan masih kul, kehilangan surat keterangan kul yang udah ditandanganin, ikutan tes ITP TOEFL, samapi FD yang harus kena serangan 753 virus trojan gara-gara terlalu sering online iinternet buat ngedapatin trick dan bocoran soal wawancara. Dan kesemuanya itu harus diakhiri dengan satu kata. GAGAL
Namun setidaknya, ada 2 teman aku yang lulus dari UIN. Ada Jusni ma Ramon. Mereka yang bakalan ngerasain gimana rasanya menghabiskan waktu 2 bulan di Amrik. Yah, Tuhan memang telah menggariskan semuanya. Ini yang namanya Takdir.
Bagi aku, ini kegagalan yang kedua kalinya yang aku rasakan saat berusaha untuk ke luar negeri. Tapi entah kenapa, sebuah perasaan di dalam hati muncul. Suatu perasaan yang menuntut untuk tidak terlalalu larut dalam kesedihan. Seakan ada hal lebih besar yang menunggu dibalik semua ini.
Mengharapakan keajaiban??? Kayaknya susah. Namun aku mulai sadar. Jalan ke sana tidaklah mudah. Saatnya untuk kemudian lebih bersungguh-sungguh mencari beasiswa lagi. Yeah, I am getting closer to get there. Sedikit lagi
dont worry buddy!! U R rigth, that Allah has plan something bigger 4 U.. I give U an applause 4 Ur effort. Dont eva judge the result, but look at the effort!!
BalasHapus