Minggu ke dua setelah proses wawancara. jantung semakin berdebar. Dag dig dug gak karuan. Apalagi kalau melihat dari pengalaman peserta terdahulu yang ngatain kalo pemberitahuan tentnag lulusnya diberitakan melalui telepon di minggu ke dua setelah wawancara.
Posisi hp selalu siaga 1. Apalagi di waktu pagi sampai sore hari. Gak heran kalau tiap ada yang nelepon, hati kecil selalu berharap no Jakarta. Begitu seterusnya. Rasa-rasanya jantung selalu aja kepingin copot tiap ada orang yang nelpon. Kaukah itu pembawa khabar baik bagiku????
Cek, email dan browsing di internet pun hampir tiap hari. Temanya gak jauh-jauh dari upaya dapat bocoran ataupun hasil pengumuman IELSP batch 6. Tapi tetap aja hasilnya masih nihil. Belum ada kejelasan, belum ada pengumuman.
Sempat jadi minder juga saat temen ngomong kalau kemungkinan yang lulus dari UIN cuman ada 2. Hanya Thi'ah ma Jusni. Padahal aku lagi ada pas temenku lagi ngomong. Terpaksa deh cuman tersenyum-senyum kecut aja. Namun dalam hati berharap kalau yang lulus itu aku.
Sumpah, aku tidak akan berhenti berharap. Selama asa itu ada, maka pamrih itupun akan tetap ada.
0 komentar:
Posting Komentar