Interview adalah proses menegangkan plus menakutkan apalagi jika mengingat pengalaman interview yang sempat aku ikuti. People said: lebih baik gak lulus, ketimbang ikut interview tapi akhirnya gagal. That’s the thing that makes me scare. Aku takut gagal lagi.
Akhirnya, bermodal pengalaman nanya sana-sini gimana cara menjawab pertanyaan dengan baik, plus doa, kuyakinkan diri melangkah ke ruang interview. Mbak yang saat itu menemaniku bilang. “Santai aja”. Perasaan gogi itu mungkin terlalu kentara.
Di dalam ruangan telah menanti 4 orang penguji. Mc Coy ditambah satu bule lain dan dua orang Indonesia. Dan jurus pertama segera kulancarkan. Senyum, senyum, senyum. Kucoba serileks mungkin meski sangat kentara jika aku gugup.
Beberapa pertanyaan kujawab sebisaku. Kenapa memilih jurnalis. Fokus dalam bidang apa, Hal tersulit dalam hidup, Pengalaman pertamaku naik pesawat, hingga Apa ada kaitan aku dengan Muh. Galib mantan jaksa Agung. Ups, semua teratasi. Sampai kemudian si Mister yang aku lupa namanya itu bertanya kepadaku.
Could you speak Spanish?Aku terkejut. Kaget setengah mati. Di aplikasi memang aku nulis kalau aku bisa bahasa Spanyol. Tapi itu cumin dasarnya doang. Untuk ngomong aku belum berani. Kujawab aja nggak. Aduh, dalam hati aku takut dicap pembohong.
Namun sebelum meninggalkan ruangan, tak lupa kuucapkan salam perpisahan kepada tim penguji.
Asta la Vista ujarku. Para penguji tersenyum. Mc Coy berucap
Ciao. Kubalas dengan ucapan
Adios. Dan merekapun tersenyum. Kuharap senyum itu pertanda baik. Semoga
hahahahaha,
BalasHapuspengalaman wawancara saya lebih parah dari ini bro!!!!
Halo Syamsul...
BalasHapusikut interview tgl berapa? Saya juga ikut interview, tapi pengujinya 1 orang Indonesia dan 4 orang bule...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus